Konservasi Kuda Laut



    

Pulau Sabutung
Learning Centre Budidaya Kuda Laut Pulau Sabutung,

Learning Center Kuda laut memberikan pemahaman atau sosialisasi konservasi kuda laut kepda maysrakat terutama anak- anak (sekolah) untuk  meningkatkan kepedulian lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, terutama pada hewan yang dilindungi.

Pelestarian Kuda laut Pulau Sabutung sudah memberikan dampak positif, bagi seluruh rakyat pualau dan beberapa pakar kuda laut sebgai tempat penelitian.
Pada kegiatan konservasi Kudalu Yang sudah di fasilitasi Oleh BPSPL Makassa beberapa Tahun yang lalu sudah memberikan dampak Potisif dalam hatapan peningkatan ekonmoi masuarakat berbasis keilmuan,

             Salah satu upaya untuk mencegah kepunahan atau mempertahankan populasi Kuda Laut  di alam adalah dengan cara pengembangbiakkan secara terkontrol atau biasa dikenal dengan kegiatan budidaya. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar melalui anggaran COREMAP CTI Tahun Anggaran 2015, telah memberikan bantuan sarana dan prasarana pengembangbiakkan Kuda Lautskala sederhana berupa bak-bak, akuarium dan peralatan lainnya sebagai Pilot Project Pengembangbiakkan Kuda Lautkepada Pesantren Kelautan PERAK di Pulau Sabutung Kecamatan Liukang Tupabiring Utara Kabupaten Pangkajene Kepulauan pada bulan Desember 2015.
 Muhammad Yusuf, didampingi oleh akademisi dari UNHAS yang merupakan pakar untuk Kuda Laut, Dr. Ir. Syafiuddin, M. Si Piyu-sapaan, beserta staf BPSPL Makassar lainnya. Pengembangbiakan Kuda Laut ini dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekaligus untuk melestarikan Kuda Laut yang masih bisa ditemukan di sekitar Pulau Sabutung. 
Hasil Budidaya: Pulau Sabutung

Masyarakat P.Sabutung memelihara Kuda Laut tersebut yang ingin didiskusikan. Dari segi pengelolaan Induk Kuda Laut 52 ekor jenis Hippocampus bourbouri,  kelompok masyarakat ini sudah cukup baik dalam merawat dan mengontrol perkembangan induk.  Meskipun telah beberapa kali menghasilkan larva/juwana Kuda Laut akan tetapi kelangsungan hidup atau  sintasan yang dihasilkan masih sangat rendah. Jumlah larva/juwana yang tersisa pada pemijahan sebelumnya tinggal  sebanyak 5 ekor yang berukuran 1,5 hingga 2 cm dari hampir 200 ekor yang telah lahir. 

Menurut Dr. Ir. Syafiuddin, M. Si., rendahnya sintasan larva Kuda Laut yang dihasilkan tentunya sangat dipengaruhi beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.  Salah satu faktor eksternal  yang terlihat pada saat kunjungan ke lokasi yang diduga  mempengaruhi sintasan adalah pengaturan kecepatan aerasi/gelembung udara yang sangat kuat sehingga dapat menyebabkan larva berenang menjadi tidak stabil karena arus yang diakibatkan oleh aerasi sangat kuat.  Faktor lain yang diduga penyebab sintasan rendah adalah pada saat pemberian nauplius Artemia untuk pakan larva,  banyak cangkang/kulit artemia juga ikut terbawa masuk ke wadah pemeliharaan larva, sehingga apabila cangkang ini termakan oleh larva dapat menyebabkan kematian.


                          Laboratorium Penangkaran dan Rehabilitasi Kuda Laut Ilmu Kelautan Unhas


Aquarium: Laboratorium Ilmu Kelautan Unhas

Aquarium: Laboratorium Ilmu Kelautan Unhas


Selain faktor-faktor yang diduga penyebab rendahnya sintasan larva Kuda Laut yang telah disebutkan, perlu juga diketahui bahwa kelompok masyarakat yang terlibat dalam pengembangbiakan Kuda Laut ini pengetahuan mereka tentang biologi maupun aspek teknis pengembangbiakan Kuda Laut juga  masih  sangat terbatas, sehingga seiring dengan perjalanan pengembangbiakan Kuda Laut, mereka juga akan mempelajari dan memantau faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya sintasan  sehingga diharapkan akan mendapatkan sintasan yang lebih tinggi. Tentunya keterlibatan tenaga ahli juga sangat berperan untuk keberhasilan pengembangbiakan Kuda Laut.
Pada saat kunjungan ke lokasi, terlihat larva/juwana yang baru dikeluarkan dari kantong pengeraman  induk jantan  pada wadah pemeliharaan induk.  Jumlah larva yang baru dikeluarkan berkisar 30 hingga 40 ekor. Tidak dilakukan penghitungan secara detail jumlah larva yang sebenarnya, mengingat kondisi larva yang lahir secara premature.
          Pada  saat kunjungan juga dilakukan pengukuran beberapa parameter kualitas air pada pemeliharaan induk dan larva Kuda Laut.  Nilai parameter kualitas sebagai berikut : Oksigen berkisar  5,4 – 6,7 ppm, salinitas berkisar 28 – 31 ppt dan suhu berkisar 27,8 – 28, 9 oC.  Parameter kualitas tersebut masih berada pada kisaran yang layak untuk kehidupan larva dan induk Kuda Laut.

http://pernikdunia.com/binatang/gambar-kuda-laut-yang-unik/
http://www.identitasunhas.com/kuda-laut-setia-hanya-mitos/